Thursday, June 24, 2010

Opera Van Java Dituding Lecehkan Hindu

Pelecehan Hindu terulang kembali. Baru saja reda masalah facebook yang melecehkan Hari Raya Nyepi, kali ini siaran Trans 7 dinilai melecehkan simbol agama Hindu. Kemarin, Komunitas Hindu Bali mendatangi KPID Bali, melaporkan stasiun televisi tersebut. Mereka menuding acara Opera Van Java di Trans 7 sudah melukai hati umat Hindu. Disebutkan dalam siaran tanggal 19 Juni 2010 lalu, ada properti berupa patung berbentuk Ganesha. Patung itu ditendang, dipukul dan diperlakukan tidak benar dalam Opera Van Java.

Anggota KPID Bali Bidang Perizinan Nyoman Mardika mengatakan perwakilan lima orang dari Komunitas Hindu di bawah komando Ketut Sangging, mendatangi KPID Bali. Diterima Ketua KPID Bali Komang ""Kos"" Suarsana. Mereka menyampaikan protes atas tayangan komedi Opera Van Java yang tanyang 19 Juni lalu.

Opera Van Java memang tayangannya kerap menggunakan properti dengan sterofom, kerap nanti patah atau dipakai saling gebuk. Namun saat tanggal 19 Juni lalu dalam Opera Van Java, ada properti dengan bentuk patung Ganesha.

Patung ini juga dipakai mainan, ditendang, diinjak-injak dan dipukul. Sampai patung itu beberapa bagiannya hancur. ""Ini sebuah pelecehan bagi Hindu lantaran Ganesha adalah salah satu dewa dalam Hindu," kata Mardika menirukan pengaduan komonitas Hindu.

Atas kondisi ini KPID Bali lansung membuat surat protes dan pengaduaan ke KPI Pusat. Intinya memita agar ada sanksi bagi Opera Van Java karena dianggap melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Program Siaran (P3 SPS).

Mardika mengatakan sudah langsung mengirim surat lewat fax kemarin. Surat tak hanya dikirim ke KPI Pusat, tapi juga ditembuskan ke Trans 7, DPRD Bali, Gubernur Bali dan lainnya. ""Kami tegas minta agar ada sanksi atas pelanggaran P3 SPS ini," cetus Mardika.

Sedangkan dari pihak Komonitas Hindu menuntut agar ada permohonan maaf secara terbuka atas pelecehan symbol-simbol agama Hindu.

Ketua KPID Bali Komang ""Kos"" Suarsana membenarkan ada pengaduan dan sudah ditindaklanjuti ke KPI Pusat. Komonitas Hindu juga sempat mengadu ke PHDI Bali atas masalah ini.